Membimbing pekerja “slow learner”

Mungkin banyak diantara kita, terutama level managerial, pimpinan atau eksekutif yang memiliki staff, pekerja atau bawahan termasuk kategori slow learner. Mengidentfikasi dan mengamati mereka tidak sulit. Dalam banyak hal, mereka memang tidak termasuk kategori dalam karyawan terbaik atau karyawan bertalenta ini . Kesulitan dalam belajar , pemahaman yang tidak secepat pekerja lain adalah ciri yang umum.

Karena itulah penulis termasuk tidak suka akan judgement bahwa pekerja nganu, sudah masuk kotak deadwood, karam atau istilah buruk lainnya. Sejauh pekerja masih memiliki integritas, menjunjung nilai-nilai perusahaan, memenuhi skala kecakapan minimal maka sebenarnya peluang untuk meningkatkan dan membimbing potensi pekerja masih sangat besar. Bila anda sebagai pimpinan HR masih suka penetapan model 9 Grid Promotability Matrix atau Sembilan kotak kategori pekerja , penulis anggap sudah ketinggalan. Sangat tidak memahami manusia sebagai insan seutuhnya. Dan bertentangan dengan tagline web blog ini. Rethinking Possibilities, Unleashing Human Potentials.

Lantas bagaimana membimbing pekerja slow learner?

Lanjutkan membaca “Membimbing pekerja “slow learner””

Belajar dari negara dengan sistem pelayanan kesehatan terbaik di dunia !

Bila penulis mengatakan ada negara berkembang yang memiliki sistem kesehatan terbaik di dunia, mengalahkan Amerika Serikat, Jerman bahkan negara Skandinavia sekalipun (Finlandia, Norwegia, Swedia) dll, mungkin tidak ada yang percaya.

Organisasi sekelas WHO pun mengakui negara tersebut. Menyebutnya sebagai paradox  dalam kesehatan. Karena bagaimana mungkin negara yang pendapatan per kapita dan GDP nya jauh lebih rendah daripada negara maju, bisa memiliki sistem, layanan maupun jaminan kesehatan paling baik di dunia?

Gratis! Tak perlu kartu ini dan itu seperti di negara nganu. Kaya atau miskin, semua mempunyai hak layanan kesehatan yang sama. Yang menakjubkan, layanan itu disebut lembaga  Kesehatan dunia WHO sebagai yang terbaik di dunia. Negara manakah itu?

Lanjutkan membaca “Belajar dari negara dengan sistem pelayanan kesehatan terbaik di dunia !”

Inikah strategi quantum leap Intel?

sandy-bridge_ep_3_largeSetelah rivalitas yang tak kunjung berakhir antara Intel vs Arm dalam segmen mobile chip smartphone, tampaknya Intel di tahun 2016 dan setelahnya tidak lagi melanjutkan produksi chip smartphonenya. Terlebih paska pengumuman tidak diteruskan chip Broxton dan project SoFianya pada pertengahan tahun ini.

Apa penyebab Intel tidak melanjutkan project chip smartphone? Alasan utama adalah kapasitas dan profitabilitynya yang sangat ketat di mobile smartphone. Ini bukanlah berarti chipset Intel untuk smartphone buruk, bahkan memiliki keunggulan dengan inti sedikit (dua core), sanggup menggungguli ARM chipset dengan 8 core. Artinya arsitektur clovertrail sudah menyaingi dan mengungguli arsitektur ARM.

Lanjutkan membaca “Inikah strategi quantum leap Intel?”

Benarkah Boikot Efektif?

sari-roti-dijual-di-pinggir-jalanAkhir-akhir ini, tampaknya aksi boikot yang dilancarkan umat terhadap produk Sari Roti telah menunjukkan dampaknya. Paska klarifikasi yang tidak pas terhadap Aksi Bela Islam nan damai, dan isinya lebih banyak memberikan pandangan negatif. Akibatnya tentu berbalik kepada si pembuat klarifikasi, dimana berlangsung aksi boikot. Bayangkan, sebuah hal yang awalnya dicitrakan positif oleh masyarakat, ketika dihadapi produsen secara negatif, maka berbalik lagi menjadi negatif.

Menilik sejarah boikot, sebenarnya sudah cukup lama. Kata boikot sendiri berasal dari nama Charles Boycott Cunningham, purnawirawan kapten Angkatan Darat Inggris. Boycott pernah bekerja sebagai agen tanah pada  Lord Erne seorang tuan tanah di Lough Mask daerah County Mayo, Irlandia , dimana  Boycott dikucilkan oleh masyarakat Irlandia  sebagai bagian dari kampanye hak-hak penyewa tanah (waktu itu kedudukan penyewa tanah Irlandia sangat lemah dibandingkan tuan tanah). Kampanye hak-hak penyewa tanah tersebut (1880) dikenal sebagai kampanye menuntut adanya: “sewa yang adil, kepastian waktu sewa, dan penjualan hasil secara bebas“ atau : “Three Fs” (fair rent, fixity of tenure, and free sale).

Lanjutkan membaca “Benarkah Boikot Efektif?”

Sepenggal kisah dan liputan Aksi Bela Islam III 2 12

img-20161202-wa0075Pada awalnya sudah ada rencana penulis untuk berpartisipasi dalam aksi tersebut. Namun perubahan tanggal acara oleh GNPF-MUI dari tanggal 25 Nov menjadi tanggal 2 Desember atau dikenal 2 12 berbenturan dengan acara pelatihan yang mesti dibawakan penulis di lembaga otoritas moneter yang letaknya berdekatan dengan tempat aksi. Walhasil, tetaplah harus diatur bagaimana supaya acara pelatihan tetap berjalan dan bisa juga meliput acara tersebut.

Berangkat pagi-pagi, kondisi sudah mulai padat pada pukul 06.30. Kendaraan mulai stagnan sejak halte tosari. Maka penulis pun berjalan dari dukuh atas sampai dengan budi kemuliaan. Jalan Thamrin mulai tertutup bagi kendaraan dan puluhan ribu massa sudah mulai tampak memadati aksi.

Lanjutkan membaca “Sepenggal kisah dan liputan Aksi Bela Islam III 2 12”