Inikah Disruptive Innovation pada Mining & Mineral?

VR in mining, photo credit : BBN Times

Di dalam blog ini, penulis telah membuat serangkaian disruptive innovation , yang terjadi pada berbagai sektor. Ada pada industri migas, kemudian industri media dan tentunya yang paling terlihat pada industri ICT intensive, seperti Start Up, Technology Demonstrator dan perusahaan technology based.

Lantasi bagaimana di sektor industri pertambangan, mining & mineral?, dengan kecenderungan dunia yang mulai beralih kepada sektor energi terbarukan, berbasis sumberdaya berkelanjutan, sustainable resources, tampaknya seolah-olah pertambangan menjadi industri yang sulit menerima disruptive, karena memang  di pertambangan mulai dari upstream sampai downstream sangat capital intensive, high risk dengan expenditure besar.

Dan tidak bisa dipungkiri, bahan-bahan tambang seperti Nickel, Cobalt, Lithium, Cadmium saat ini adalah sebagai base metal untuk battery pada EV (Electric Vehicle) dan penyimpan energi listrik (power bank ).

Seiring pertumbuhan populasi dan permintaan akan sumber daya listrik yang  meningkat, ini bukan pertanyaan apakah penambangan akan ada, tetapi bagaimana penambangan (mining & mineral) itu akan berubah untuk memenuhi permintaan yang meningkat ?

Lanjutkan membaca “Inikah Disruptive Innovation pada Mining & Mineral?”

Kebijakan Setengah Hati

Ada dua kebijakan atau statement dari pemerintah yang cukup menarik. Yang pertama adalah pernyataan dari Wagub DKI (28 Des 2020) mengenai penggunaan masker di setiap rumah karena wabah yang semakin tidak terkendali. Kemudian pernyataan kedua Menko Ekonomi (6 Jan 2021) mengenai pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) secara ketat melalui pembatasan kegiatan masyarakat mulai tanggal 11 Januari s/d 25 Januari 2021. Disinyalir kedua pernyataan tersebut terkait dengan sudah penuhnya dan tidak tertampungnya pasien Covid-19 di RS/ Faskes yang ada.

Bila diperhatikan, ada kemiripan keluarnya kebijakan diatas dengan apa yang sudah pernah penulis kemukakan di blog ini. Penulis merekomendasikan : 1) pemakaian masker 24 jam tanpa kecuali bagi seluruh penduduk Indonesia. 2) pemberlakukan karantina total seluruh wilayah selama 2 minggu, sebagai rekomendasi pengendalian pandemik seperti  pada tulisan di blog ini tertanggal 1 Desember 2020, jauh sekitar sebulan lebih sebelum keluarnya pernyataan / kebijakan di atas. Mungkin ada Satgas covid-19 yang membaca atau terinspirasi pada tulisan tersebut. Wallahu alam. Paling tidak rekomendasi penulis, bukanlah rekomendasi abal-abal atau asalan.

Lanjutkan membaca “Kebijakan Setengah Hati”

Meningkatkan Kinerja Assessment Center

Tidak dipungkiri, salah satu tools yang paling mendekati keakurasian dalam menentukan kandidat atau potensial kandidat untuk suatu posisi adalah melalui Assessment Center. Menurut British Psychological Society, Assessment Center memiliki predictive validity 0.66, dibandingkan perangkat lainnya seperti Standard/ Traditional Interviews 0.05 – 0.19, Psikotest atau Personality Test 0,39 dan Work Sample/Ability Test 0.54. Test lainnya yang cukup mendekati kemampuan Assessment Center adalah BEI  ( Behavioral Event Interview ) atau CBI (Competency Based Interview) yaitu 0.6. Skala sempurna adalah 1.0 yang tidak mungkin dicapai.

Hanya saja, tentunya pelaksanaan Assessment Center yang sesuai dengan best practice, code of conduct, berkualitas yang bisa menghasilkan tingkat Predictive Validity tinggi. Secara umum Assesment Center merupakan metode untuk menggali, mengukur, menilai, membandingkan atau mengkomparasi kompetensi perilaku , pengetahuan atau ketrampilan seseorang melalui berbagai macam test / tools yang digunakan. Beberapa tools yang dgunakan antara lain : Leaderless Group Discussion, In Tray Basket, Role Play, Behavioral Event Interview dan Problem Analysis. Boleh dibilang Assessment Center Menggunakan berbagai tehnik atau multimethod, multipleassessor/observer, multiple criteria, multiple input atau sumber, dan multiple instrument untuk mengungkap  kompetensi yang menjadi persyaratan untuk menduduki suatu jabatan tertentu

Dalam pengamatan penulis terhadap pelaksanaan, eksekusi Assessment Center, baik sebagai peserta ( Assesse), sebagai pengamat (Observer) maupun juga sebagai Asessor (Penilai/ Pengukur Kompetensi), ada beberapa pelaksanaan dari metode/tools yang digunakan bila tidak tepat sasaran malah bisa menimbulkan hasil yang tidak sepadan. Sebagai contoh, adalah pada metode Problem Analysis, Leaderless Group Discussion maupun Role Play. Seringkali penyedia/ pelaksana Asessment Center menggunakan kasus yang sangat umum (general) untuk suatu bidang/ industri spesifik yang sebenarnya tidak umum dilakukan pada industri tersebut. Sebagai contoh ada studi kasus seperti ini : Lanjutkan membaca “Meningkatkan Kinerja Assessment Center”

RS Indonesia – Solusi pengendalian pandemic

Dalam tulisan terdahulu, penulis sudah memberikan gambaran bahwa pandemic covid-19 ini akan menjadi pembunuh no 1 penyakit infeksius. Ternyata, hal ini terbukti. Berdasarkan data dari WHO, TBC adalah pembunuh no 1 di dunia penyakit infeksius (karena bakteri, virus, micro biota dll) , sebelum covid-19. Kini tahta itu sudah diraih trophy juaranya oleh Covid-19.

Terus katanya pandemic ini tidak akan hilang, malah makin besar saja?

Betul..pandemic ini menurut prediksi penulis tidak akan menghilang. Seperti sudah diungkapkan sebelumnya, akan menjadi penyakit infeksi yang terus ada. Jadi penyakit seasonal flu, TBC, Demam Berdarah dan lainnya. Tapi bukan berarti tidak bisa dikendalikan. Toh ada negara yang berhasil mengendalikan seperti Vietnam, Thailand dan Taiwan.

Terus bagaimana  cara pengendaliannya?

Lanjutkan membaca “RS Indonesia – Solusi pengendalian pandemic”

Kapan pandemic di Indonesia ini berakhir?

Mungkin ini jawaban yang paling sulit penulis berikan. Selain bukan anggota Gugus Tugas/ Satgas Covid, bukan juga Dokter atau Epidemiologist,  Cuma pengamat dari jarak jauh dan pernah memberikan konsultasi , pelatihan dan advisory manajemen bisnis bagi puluhan perusahaan.

Lha…jadi kenapa koq berani2nya memberikan prediksi tentang kapan pandemik covid-19 ini berakhir?

Ya, penulis termasuk pembelajar (lifelong learner), sangat mempercayai bahwa pengetahuan itu tidaklah datang dari satu arah (one-direction), namun merupakan convergence, suatu proses terus menerus, dengan pandangan-pandangan yang saling melengkapi baik bersifat berlawanan atau mendukung sehingga terjadilah proses thesis-antithesis-sinthesis berkelanjutan.

Berbekal pengalaman dan pengetahuan di bisnis managemen, konsultansi dan advisory puluhan perusahaan, ribuan jam pelatihan dan pengamatan perilaku organisasi maka penulis memberanikan diri memberikan prediksi.

Lantas apa jawabannya?
Lanjutkan membaca “Kapan pandemic di Indonesia ini berakhir?”

Belajar dari negara dengan sistem pelayanan kesehatan terbaik di dunia !

Bila penulis mengatakan ada negara berkembang yang memiliki sistem kesehatan terbaik di dunia, mengalahkan Amerika Serikat, Jerman bahkan negara Skandinavia sekalipun (Finlandia, Norwegia, Swedia) dll, mungkin tidak ada yang percaya.

Organisasi sekelas WHO pun mengakui negara tersebut. Menyebutnya sebagai paradox  dalam kesehatan. Karena bagaimana mungkin negara yang pendapatan per kapita dan GDP nya jauh lebih rendah daripada negara maju, bisa memiliki sistem, layanan maupun jaminan kesehatan paling baik di dunia?

Gratis! Tak perlu kartu ini dan itu seperti di negara nganu. Kaya atau miskin, semua mempunyai hak layanan kesehatan yang sama. Yang menakjubkan, layanan itu disebut lembaga  Kesehatan dunia WHO sebagai yang terbaik di dunia. Negara manakah itu?

Lanjutkan membaca “Belajar dari negara dengan sistem pelayanan kesehatan terbaik di dunia !”