Mengenal konsep benchmarking

benchmarking

Ketika anda sedang mengerjakan suatu proses atau langkah aksi dimana baik input, proses maupun outputnya sudah terukur dan anda mendapatkan nilainya. Hasilnya sudah sesuai jika dibandingkan antara rencana dan aktual. Namun anda belum puas, dan menginginkan adanya informasi bila proses ini dilakukan orang, bagian, unit, departemen  atau organisasi lain, apakah hasilnya sama, lebih baik atau bahkan lebih buruk. Untuk mengetahui informasi tersebut anda dapat melakukan proses yang dinamakan benchmarking.

Apa itu benchmarking? apa kegunaannya? dan manfaatnya? Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen atau umumnya manajemen strategis, dimana suatu unit/bagian/organisasi mengukur dan membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan serupa  unit/bagian/organisasi lain yang sejenis baik secara internal maupun eksternal. Dari hasil benchmarking, suatu organisasi dapat memperoleh gambaran dalam (insight) mengenai kondisi kinerja organisasi sehingga dapat mengadopsi best practice untuk meraih sasaran yang diinginkan. 

Kegiatan benchmarking tidaklah harus peristiwa yang dilakukan satu kali waktu, namun bisa juga merupakan kegiatan berkesinambungan sehingga organisasi dapat memperoleh manfaat dalam meraih praktek aktifitas organisasi yang terbaik untuk mereka. 

Proses benchmarking memiliki beberapa metode. Salah satu metode yang paling terkenal dan banyak diadopsi oleh organisasi adalah metode 12, yang diperkenalkan oleh Robert Camp, dalam bukunya  The search for industry best practices that lead to superior performance. Productivity Press .1989. 

Langkah metode 12 terlalu luas untuk dijabarkan. Agar mudah, metode 12 tersebut bisa diringkas menjadi 6 bagian utama yakni : 

  1. Identifikasi problem apa yang hendak dijadikan subyek. Bisa berupa proses, fungsi, output dsb.
  2. Identifikasi industri/organisasi/lembaga yang memiliki aktifitas/usaha serupa. Sebagai contoh, jika anda menginginkan mengendalikan turnover karyawan sukarela di perusahaan, carilah perusahaan-perusahaan sejenis yang memiliki informasi turnover karyawan sukarela.
  3. Identifikasi industri yang menjadi pemimpin/leader di bidang usaha serupa. Anda bisa melihat didalam asosiasi industri, survey, customer, majalah finansial yang mana industri yang menjadi top leader di bidang sejenis.
  4. Lakukan survey pada industri untuk pengukuran dan praktek yang dilakukan.Anda bisa menggunakan survey kuantitatif atau kualitatif untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan sesuai problem yang diidentifikasi di langkah awal.
  5. Kunjungi ’ best practice’ perusahaan untuk mengidentifikasi area kunci praktek usaha. Beberapa perusahaan biasanya rela bertukar informasi dalam suatu konsorsium dan membagi hasilnya didalam konsorsium tersebut.
  6. Implementasikan praktek bisnis yang baru dan sudah diperbaiki prosesnya. Setelah mendapatkan best practice perusahaan, dan mendapatkan metode/teknik cara pengelolaannya, lakukan proyek peningkatan kinerja dan laksanakan program aksi untuk implementasinya.

Referensi :Camp, R. The search for industry best practices that lead to superior performance. Productivity Press.1989.

31 pemikiran pada “Mengenal konsep benchmarking

  1. Tengku Shahindra

    Paling mudah, adalah dengan ikut salary survey sehingga bisa tahu posisi nya di antara perusahaan. Kalau mau cepat, bisa tanya langsung tapi tidak lewat jalur resmi ke sesama rekan2 bagian penggajian di perusahaan lain.

    salam,

  2. Ping-balik: Training Quality Indonesia-Konsultan ISO 9001-Konsultan Advance quality-Pelatihan Mutu | Kami lembaga Training Quality dan Konsultasi ISO untuk implementasi sertifikasi mutu dan kualitas produk maupun jasa

  3. Ping-balik: KONSEP BENCHMARKING | fitrianingsih022

  4. Ping-balik: Mengenal DARPA, The Most Ambitious and Advanced Agency in Technology in the world (3) | ilmu SDM

  5. Ping-balik: BENCHMARKING PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - Materi Presentasi

  6. BENCHMARKING

    Benchamrking merupakan proses membandingkan dan mengukur operasi organisasi atau proses internal terhadap orang-orang dengan kinerja terbaik di kelasnya dari dalam atau di luar industri. Hal yang paling penting yaitu benchmarking adalah alat untuk membantu menentukan di mana perbaikan sumber daya harus dialokasikan. Poin-poin penting yang perlu diingat tentang benchmarking adalah sebagai berikut:
    1. Bechmarking adalah alat peningkatan yang semakin populer.
    2. Membandingkan proses dan praktik yang menjadi perhatian.
    3. Benchamarking adalah cara yang dihormati untuk mengidentifikasi proses yang membutuhkan perubahan besar
    4. Benchmarking dilakukan antara perusahaan yang mungkin atau tidak mungkin menjadi pesaing.
    5. Benchamriking membandingkan proses atau praktik dengan target perusahaan yang terbaik dalam segi proses atau praktik.
    6. Tujuan pembandingan adalah untuk “rahasia kesuksesan” dan kemudian menyesuaikan dan meningkatkannya untuk aplikasi anda sendiri
    7. Benchmarking sama-sama bermanfaat untuk bisnis besar dan kecil.

    Benchmarking melibatkan bermitra dengan pemilik yang mempunyai proses terbaik sehingga anda dapat mengadopsi atau menyesuaikan proses tersebut ke dalam proses anda tanpa harus menghabiskan waktu dan energi untuk mencoba merancang sebuah duplikat dari proses superior. Proses rekayasa ulang mengharukan anda untuk melakukannya di bagian terakhir sendiri. Proses rekayasa ulang harus dipertimbangkan hanya jika tidak mungkin untuk menggunakan benchmarking. Jika anda memiliki proses yang sangat bagus untuk memulai, gunakan teknik peningkatan berkelanjutan untuk membuatnya lebih baik. Jika prosesnya jelas lebih rendah daripada yang digunakan oleh perusahaan lain, cobalah membuat tolah ukur. Ketika tidak dapat mencapai jenis perbaikan yang dibutuhkan dari salah satu metode tersebut, maka proses rekayasa ulang mengkin diperlukan.
    Poin-poin pentig untuk diingat tentan benchmarking berhubungan dengan perbaikan berkelanjutan yaitu :
    1. Kompetitif dunia saat ini tidak memberikan waktu untuk peningkatan bertahap di bidang-bidang dimana perusahaan jauh tertinggal.
    2. Benchmarking dapat memberitahu perusahaan di mana ia berdiri relatif terhadap yang terbaik dalam praktik dan proses serta proses mana yang harus diubah.
    3. Kostumer masa kini memiliki informasi lebih baik, menuntut kualitas terbaik dengan harga yang rendah. Perusahaan memiliki pilihan untuk melakukan yang terbaik atau keluar dari bisnis.
    4. Benchmarking mendukung total kualitas dengan menyediakan cara terbaik untuk peningkatan proses atau praktik yang cepat dan signifikan.

    Prasyarat untuk benchmarking
    Sebelum terlibat dalam penentuan tolak ukur, organisasi harus memeriksa prasyarat pola pikir filosofis dan sikap, keterampilan, tugas pendahuluan yang diperlukan yang harus mendahului apapun upaya benchmarking.

    Will and commitment
    Tanpa will and commitment untuk benchmarking sebuah organisasi tidak dapat dijalankan, jangan buang waktu atau waktu dari mitra benchmarking tanpa adanya komitmen dan kemauan untuk benchmark pada bagian puncak manajemen perusahaan.

    Visi dan hubungan strategi objektif
    Benchmarking membutuhkan fokus yang kuat atau itu bisa pergi ke berbagai arah yang berbeda sebagai pembanding dalam antusiasme mereka.

    Tujuan untuk menjadi yang terbaik tidak hanya ditingkatkan
    Terbuka untuk ide baru

    Kunci proses bisnis didefinisikan sebagai mereka yang memiliki dampak maksimal pada keberhasilan organisasi. Mereka memungkinkan organisasi untuk menghasilkan produk atau layanannya, secara efektif memantau kinerja organisasi dan menetapkan tujuan dan rencana untuk masa depan. Suatu organisasi biasanya memiliki 10-15 kunci proses bisnis. Mengidentifikasi mereka paling baik dilakukan oleh organisasi dalam sesi mengemukakan pendapat menggunakan empat langkah berikut :
    1. Mengidentifikasi Critical Success Factors (CSFs) organisasi.
    2. Mengidentifikasi matrik untuk mengukur CSFs.
    3. Mengidentifikasi proses yang mendorong CSFs.
    4. Beberapa dari proses ini dapat dikelompok bersama dan yang lainnya tidak dikelompokkan.

    Pendekatan dan Proses Benchmarking
    Proses benchmarking relatif mudah tapi langkah-langkah yang harus diikuti harus sesuai urutan. Sejumlah variasi dimungkinkan tapi proses harus mengikuti urutan umum:
    1. Mendapatkan komitmen manajemen.
    2. Berdasarkan proses sendiri.
    3. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan proses dan dokumen mereka.
    4. Pilih proses untuk diperbandingkan.
    5. Dari tim benchmarking.
    6. Meneliti yang kelas terbaik.
    7. Pilih kandidat mitra kelas terbaik.
    8. Dari kesepakatan dengan mitra benchmarking.
    9. Kumpulkan data
    10. Analisis data dan membangun celah.
    11. Merencanakan tindakan untuk menutup celap atau melampauinya.
    12. Menerapkan perubahan pada proses.
    13. Monitoring hasil.
    14. Perbarui tolak ukur melanjutkan siklus.

    Tiga Fase Benchmarking
    14 langkah yang diperkenalkan di atas mewakili tiga fase benchmarking : persiapan, eksekusi, dan pasca eksekusi. Poin-poin penting terkait dengan 14 langkah tersebut adalah langkah-langkah untuk menerapkan benchmarking sebagai berikut :
    1. Benchmarking membutuhkan komitmen, partisipasi, dan dukungan manajemen puncak.
    2. Organisasi perlu memahami prosesnya sendiri sebelum mencoba tolak ukur.
    3. Proses yang harus dibandingkan adalah proses yang paling perlu diperbaiki.
    4. Tim pembanding harus menyertakan proses operator.
    5. Benchmarking terbaik di kelas, bukan yang terbaik di industri.
    6. Jangan terburu-buru ke dalam proses baru atau perubahan besar tanpa perencanaan yang matang dan menyeluruh.
    7. Hati-hati memonitor proses baru atau proses besar berubah.
    8. Benchmarking bukan proses satu tembakan; berkelanjutan selamanya.

Tinggalkan komentar