Vaksin dan Chip

Di tahun 2021 ini ada dua kebutuhan besar di dunia dimana selisih antara permintaan dan penyediaan sangat timpang. Pertama adalah kebutuhan vaksin Covid-19, di tengah pandemik global dan kedua adalah kebutuhan chip semiconductor dunia.

Dampak pandemik, dimana lebih banyak masyarakat bekerja secara WFH (Work from Home) dan high mobility, membuat permintaan terhadap perangkat seperti komputer, laptop, tablet, wifi router dan smartphone cukup tinggi. Tahun 2020 lalu pertumbuhan consumer electronic device mencapai 7%, atau senilai USD 358 milyar. Hal ini menyebabkan permintaan chip semiconductor meningkat tajam. Chip tidak hanya digunakan oleh perangkat elektronik, tapi juga kendaraan. Kendaraan mobil termodern rata-rata sudah menggunakan sistem otonom dan sensor elektronik, banyak menggunakan chip didalamnya.

Lanjutkan membaca “Vaksin dan Chip”

Apa sistem autonomous drive terbaik pada kendaraan mobil?

Dalam web blog ini, penulis sudah membuat cukup banyak tulisan mengenai era sistem otonom bagi kendaraan (self driving – autonomous car). Mulai dari Google X, dilanjutkan dengan Tesla dengan auto pilotnya. Bahkan pendiri Tesla, Elon Musk mengklaim sistem full autopilot atau level 5 Autonomous bisa diraih tahun 2021 ini.

Ok, tidak apa-apa. Namanya juga pendiri, biliuner Tesla, perusahaan otomotif dengan nilai kapitalisasi pasarnya sudah melebihi the big 5 .Sah-sah saja mengatakan demikian. Musk juga pernah prediksi full autonomous drive di tahun 2018. Itu pun meleset.

Perlu diketahui, sistem autonomous drive bukan hanya Tesla Autopilot saja, perusahaan otomotif lain juga ikut mengembangkan. Hyundai menyebutnya Smart Sense. Toyota memberi nama Safety Sense. Tinggal sekarang melihat, manakah sistem autonomous atau mobil otonom terbaik.

Kriteria terbaik sistem autonomous menurut Consumer Report adalah : Kapabilitas dan Kinerja, Menjaga pengemudi tetap sadar, Kemudahan Penggunaan, Kejelasan ketika Menggunakan, dan Penanganan Pengemudi yang tidak respons. Dari lima kriteria tersebut, disusunlah peringkat tertinggi Sistem.

Tesla kah pemenangnya?

Lanjutkan membaca “Apa sistem autonomous drive terbaik pada kendaraan mobil?”

Membimbing pekerja “slow learner”

Mungkin banyak diantara kita, terutama level managerial, pimpinan atau eksekutif yang memiliki staff, pekerja atau bawahan termasuk kategori slow learner. Mengidentfikasi dan mengamati mereka tidak sulit. Dalam banyak hal, mereka memang tidak termasuk kategori dalam karyawan terbaik atau karyawan bertalenta ini . Kesulitan dalam belajar , pemahaman yang tidak secepat pekerja lain adalah ciri yang umum.

Karena itulah penulis termasuk tidak suka akan judgement bahwa pekerja nganu, sudah masuk kotak deadwood, karam atau istilah buruk lainnya. Sejauh pekerja masih memiliki integritas, menjunjung nilai-nilai perusahaan, memenuhi skala kecakapan minimal maka sebenarnya peluang untuk meningkatkan dan membimbing potensi pekerja masih sangat besar. Bila anda sebagai pimpinan HR masih suka penetapan model 9 Grid Promotability Matrix atau Sembilan kotak kategori pekerja , penulis anggap sudah ketinggalan. Sangat tidak memahami manusia sebagai insan seutuhnya. Dan bertentangan dengan tagline web blog ini. Rethinking Possibilities, Unleashing Human Potentials.

Lantas bagaimana membimbing pekerja slow learner?

Lanjutkan membaca “Membimbing pekerja “slow learner””

Menyusun Kompetensi Inti

Ketika memberikan pelatihan Competency Design dan Matrix Profiling secara daring, ada pertanyaan cukup menarik. Ternyata pertanyaan ini muncul dari praktisi dan professional industri jasa pariwisata yaitu perhotelan. Singkat saja, beliau bertanya, mengenai model kompetensi penulis sajikan kenapa sangat berbeda dengan model kompetensi dari BNSP? Padahal mereka merekrut pekerja sesuai dengan kualifikasi standar kompetensi BNSP?

Mari agak mundur sedikit ke belakang. Yaitu sejarah pembentukan model kompetensi BNSP. Bisa dikatakan model kompetensi BNSP ini mengacu kepada standar RMCS dari ILO (International Labour Organization) , atau singkatan dari Regional Model Competency Standard. Awalnya dikembangkan pada skill atau ketrampilan teknis dimana jika model RMCS ini diterapkan, maka di semua tempat akan sama. Contoh sederhana, kompetensi teknis Operator Excavator di Australia, akan serupa dengan kompetensi teknis Operator Excavator di Indonesia. Tidak hanya kompetensi teknis, sekarang juga ada kompetensi soft skill nya.

Lanjutkan membaca “Menyusun Kompetensi Inti”

Mengukur Keberhasilan Konsultansi

Ada kebahagian dan keharuan tersendiri, ketika penulis mengikuti ajang IOG Convention secara daring, Indonesia Upstream Oil & Gas Convention, pada bulan Desember 2020 dimana salah satu kontraktor migas – dimana penulis bersama tim SDM kontraktor terlibat intens dalam konsultansi – memperoleh penghargaan The Most Improved KKKS, Kontraktor Kerja Sama Migas yang paling meningkat baik itu sistem, kinerja maupun aspek-aspek penilaian lainnya terkait pengelolaan sumber daya manusia.

Tentu raihan award pada ajang tersebut bukanlah hasil kerja instan atau dalam setahun saja. Bisa dikatakan sebagai suatu perjalanan, sebuah journey . Banyak kisah,  cerita  dan perjuangan dalam perjalanan tersebut dan tentunya tidak berakhir hanya pada sebuah award.

Lanjutkan membaca “Mengukur Keberhasilan Konsultansi”

Kebijakan Setengah Hati

Ada dua kebijakan atau statement dari pemerintah yang cukup menarik. Yang pertama adalah pernyataan dari Wagub DKI (28 Des 2020) mengenai penggunaan masker di setiap rumah karena wabah yang semakin tidak terkendali. Kemudian pernyataan kedua Menko Ekonomi (6 Jan 2021) mengenai pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) secara ketat melalui pembatasan kegiatan masyarakat mulai tanggal 11 Januari s/d 25 Januari 2021. Disinyalir kedua pernyataan tersebut terkait dengan sudah penuhnya dan tidak tertampungnya pasien Covid-19 di RS/ Faskes yang ada.

Bila diperhatikan, ada kemiripan keluarnya kebijakan diatas dengan apa yang sudah pernah penulis kemukakan di blog ini. Penulis merekomendasikan : 1) pemakaian masker 24 jam tanpa kecuali bagi seluruh penduduk Indonesia. 2) pemberlakukan karantina total seluruh wilayah selama 2 minggu, sebagai rekomendasi pengendalian pandemik seperti  pada tulisan di blog ini tertanggal 1 Desember 2020, jauh sekitar sebulan lebih sebelum keluarnya pernyataan / kebijakan di atas. Mungkin ada Satgas covid-19 yang membaca atau terinspirasi pada tulisan tersebut. Wallahu alam. Paling tidak rekomendasi penulis, bukanlah rekomendasi abal-abal atau asalan.

Lanjutkan membaca “Kebijakan Setengah Hati”