Saat Amerika ‘dikerjain’ Rusia di perairan laut hitam

USS Donald CookApril 2014, tanggal 10. Kapal perang jenis penghancur kelas Destroyer USS Donald Cook berlayar di laut hitam. Maksud kedatangannya adalah untuk menunjukkan kekuatan dan intimidasi pihak Amerika sebagai pemimpin NATO terhadap keterlibatan Rusia dalam krisis Ukraina dan Crimea. Padahal kemunculan kapal perang tersebut meskipun berada di wilayah laut netral, telah melanggar Konvensi Montreux tentang keberadaan kapal perang secara alami atau berlayar di wilayah tersebut yang bukan berasal dari negara terlimpas atau bersinggungan dengan laut Hitam tersebut.

Rusia, yang gerah melihat tingkah laku Amerika, mengirimkan pesawat Bomber SU-24, tanpa dilengkapi senjata. Apa yang terjadi sesudah pesawat SU-24 bermanuver di sekitar USS Donald Cook benar-benar mengejutkan seluruh awak kapal USS Donald Cook.

USS Donald Cook dilengkapi dengan CBM (Combat Management System) Aegis yang paling canggih.. Artinya, jika USS Donald Cook mau menghancurkan pesawat perang, atau melumpuhkan pertahanan musuh maka sudah sangat siap. Aegis merupakan sistem pertahanan persenjataan terpadu pada kapal perang buatan Lockheed Martin, memadukan antara teknologi radar dengan komputer untuk memandu persenjataan yang ada di kapal dalam rangka melacak,menghancurkan target musuh, baik berupa sistem radar, kapal, pesawat bahkan bom.Dengan Aegis, USS Donald Cook dapat mengintegrasikan sistem pertahanan udara dari semua kapal yang terpasang dalam jaringan yang sama dengannya, sehingga kapal dapat melakukan pelacakan dan menembak ratusan target pada saat bersamaan. Empat radar besar udara standar dipasang di sisi-sisi kapal di atas dek menggantikan radar biasa. Sekitar 50 rudal pencegat dari berbagai kelas dipasang bersama Tomahawk dalam instalasi peluncuran universal pada bagian haluan dan buritan

Sukhoi 24Ketika pesawat SU-24 mendekati kapal USS Donald Cook, pada 12 April 2014, Aegis System mampu menampilkan pesawat SU-24 dalam layar radar yang mendekat, sehingga membunyikan alarm. Segalanya berjalan normal, dan Aegis bisa mengkalkulasikan kecepatan pesawat yang mendekat. Namun mendadak, semua layar radar ‘blank’, dan Aegis tidak bekerja normal. Sistem tidak bisa lagi mendapatkan informasi target pesawat. Rudal dan roket juga malfungsi. Sementara itu, pesawat SU-24 terbang mengitari lambung USS Donald Cook, menjalankan simulasi seolah-olah akan menghancurkan pesawat dan bersiap-siap untuk meluncurkan serangan missile kepada USS Donald Cook. Manuver tersebut berkali-kali dilakukan, berputar dan melakukan simulasi seolah-olah meluncurkan Missile. Sekitar 12 kali pesawat SU-24 bermanuver dan berputar mengitari kapal yang tidak berdaya, hanya bisa melihat dan memperhatikan SU-24.

Para awak kapal USS Donald Cook berupaya menghidupkan Aegys System, namun gagal. Segala tindakan dilakukan agar bisa mendapatkan data atau informasi target namun tidak berhasil. Komunikasi ke pesawat SU-24 juga dilakukan, namun tidak mendapat respons. Padahal sistem yang terinstalasi termasuk sistem paling canggih,tapi tidak berdaya ketika di’jamming’ oleh SU-24.

Demonstrasi yang ditunjukkan SU-24 adalah orisinal . Sebuah pesawat bomber tanpa senjata namun memiliki perangkat elektronik pengacau/intrusi (jamming) paling kompleks, mampu menembus sebuah sistem pertahanan Kapal perang yang dilengkapi dengan Aegis Combat Management System, salah satu sistem pertahanan udara dan missile tercanggih. Pengaruh perangkat elektronis yang ada di SU-24 membuat radar tidak bekerja, missile tidak bisa menentukan koordinasi target musuh sehingga para awak kapal menjadi gentar menghadapi kenyataan tersebut.

Akibatnya sangat jelas, setelah kapal mendarat di Rumania, sekitar 27 awak kapal USS Donald Cook mengajukan pengunduran diri. Mereka tidak mau mengambil resiko taruhan nyawa setelah insiden tersebut.

Apa akibat dari insiden tersebut? Amerika telah dikejutkan bahwa kapal mereka, yang sudah dilengkapi dengan sistem paling canggih saat tersebut, Aegis ternyata kalah total menghadapi perang elektronik dengan SU-24. Padahal, untuk mengembangkan sistem tersebut sudah menghabiskan anggaran cukup besar. Insiden ini memberikan fakta bahwa Aegis belum berjalan semestinya jika menghadapi perang nyata.

Sedangkan SU-24 yang mengitari USS Donald Cook hanya membawa unit kompleks persenjataan radio-elektronik, dengan kode nama ‘Khibiny’ , diambil dari nama pegunungan tinggi wilayah Kola Peninsula, Rusia. Khibiny ini mampu mematikan radar, sirkuit kendali tempur Aegis, dan sistem pertukaran datanya. Dengan kata lain, Su-24 mematikan seluruh Aegis layaknya mematikan TV dengan remote control. Wal hasil, pembekuan segala sistem persenjataan dan pertahanan yang ada di USS Donald Cook, membuat gentar dan ketakutan seluruh awak kapal USS Donald Cook. Setelah SU-24 pergi, USS Donald Cook pun segera menuju perairan Rumania, dan tidak mau lagi mendekati perairan Rusia.

Sekali lagi, dalam hal pertempuran elektronik dan perang asimetrik yang ditunjukkan Russia saat berhadapan dengan Amerika, telah membuka mata Amerika bahwa Rusia memang unggul dalam peralatan perang radio-electronic dan jamming.

Agaknya, perang masa depan akan lebih ditentukan secara asimetri yaitu pihak yang mampu mengendalikan dan mengacaukan sistem peralatan perang musuh secara radio electronic, mulai dari memblokir komunikasi seluler, menghack satellite, mengacaukan sinyal komunikasi radio musuh, melumpukan sistem pengendali pertahanan elektronik atau mengambil alih sistem pertahanan musuh secara elektronik.

References :

Indian.Ruv.Ru.2014. Russian SU-24 scores off against American “USS Donald Cook”, dikutip dari laman http://indian.ruvr.ru/2014_04_21/Russian-Su-24-scores-off-against-the-American-USS-Donald-Cook-5786/

Wikipedia. 2014. Aegis Combat System. Dikutip dari laman http://en.wikipedia.org/wiki/Aegis_Combat_System

7 pemikiran pada “Saat Amerika ‘dikerjain’ Rusia di perairan laut hitam

  1. Tengku Shahindra

    Jika tidak valid, tunjukkan referensinya juga mas. Mohon info sumber atau source yang kredibel menyatakan ketidakvalidannya.
    Kalau hanya berkomentar saja tanpa memberikan referensi/source/, ya berarti komentar mas rendy tidak valid..

  2. andri

    mas bro, itu bener sumbernya dari india, tukang bual itu negara, level modi saja ngebual ga karuan, apa lagi level warganya kalau bikin berita. soal ngetroll sih saya percaya rusia berani ngetroll, cuma awak amerika minta mundur sih ga percaya saya, orang as juga rada nekad, plus china juga .

  3. kambium

    sekarang bukan jamannya perang gebuk2 kan langsung kayak dulu..
    perang sekarang pakai prinsip War is Businness
    makanya gak langsung tembak tuh tp perang elektronik dulu supaya calon pembeli senjata tergiur karena reputasi tsb, krn sekarang susah cari medan perang , emang mau negaranya di rusak? makanya amerika dan sekutunya selalu cari atau adu domba negara2 untuk percobaan senjata mutakhirnya, cuman negara yg di adu domba itu belum melek politiknya amerika mereka bodoh dan mudah terprovokasi

  4. bagus tuh..,biar pak lek SAM ndak petantang petenteng seenaknya.
    kalaupun kejadian itu benar terjadi,ga’ bakalan di besar2 kan..soalnya lek SAM malu keok…and cecep gorbacep ga’ bakalan pamer senjata rahasianya….makanya ditutup rapet2 pake ritsleting…cuma sedikat aja nunjukin…neee bonggolan gw lebih besar dari punya loe….wkwkwk

Tinggalkan Balasan ke Uju Kuyuk Batalkan balasan